Rob
Rob kuliner adalah cabang olahraga

Proyek Anti Kesinambungan Pemerintah

Proyek Anti Kesinambungan Pemerintah

Hari ini saya melihat seorang “indie maker”, mencuitkan permasalahan soal web pemerintahan. Koordinatnya di sini. TL;DR, Frans mengkritisi standar kualitas aplikasi berbasis web milik pemerintah yang menurutnya banyak kekurangan. Tuduhannya serius pula, “Nah kalau menemukan online, berarti yang deploy bukan orang yang paham internet security” - disertai emoji badut.
Sayangnya, Frans tak memberikan informasi IP yang dimaksud, dan saya hanya menemukan dapodik, aplikasi yang dia kritisi, sudah terpasang sesuai standar yang dia kritisi sebelumnya : https://datadik.kemdikbud.go.id/acc/login

Sekelumit cuitan dan diskusi di trit yang dimulai oleh Frans di atas, saya dapat memahami keresahan Frans dan komunitas masyarakat yang begitu peduli pada data pribadi mereka. Tak jarang, banyak lelucon dilemparkan. Bahkan akun twitter @secgron juga sering mengkritisi hal serupa. Bagaimana tidak, mulai dari data penyedia jaminan sosial di negeri ini, data kepolisian, bisa jatuh ke tangan pihak - pihak peretas. Hal ini membuat diri bergidik, privasi mungkin omong kosong. Atau memang benar bahwa sindiran, data kependudukan kita memang open source ? Lucu.

Dalam twit ini, mas Teguh juga menyampaikan kualitas aplikasi yang dibuat oleh vendor pemerintahan. Apa yang dikatakan beliau memang benar, sejauh yang saya pribadi pahami dan lihat, vendor pemerintahan cenderung berkutat yang “itu - itu saja”. Sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Namun, selain vendor yang memang hanya berputar - putar itu, kesinambungan proyek memang jarang dipikirkan. Tak heran, sering ditemui aplikasi yang dikembangkan, tiba - tiba berubah total alias dibuat ulang di tahun anggaran berikutnya.

Entah ada kesamaan atau tidak di level nasional, tapi pada level pemerintah daerah, ketika anda menerima proyek yang sebelumnya dikerjakan oleh vendor lain, anda hanya menerima kode sumber, tanpa dokumentasi tambahan. Tidak ada dokumen desain, apalagi bicara - bicara soal OKR - OKR-an, north star goal dan sebagainya. Jangan mimpi dapat hal yang mendukung anda menyelesaikan proyek dengan baik dan tepat waktu. Hal ini saya rasa menyumbang sulitnya pengembangan aplikasi tersebut, ini belum kalau bicara anggaran. Biar bahasan warung kopi saja itu.

Mungkin Indonesia mulai membutuhkan sebuah organisasi yang dapat menjadi penentu arah dan tujuan proses transformasi digital, digitalisasi, penerapan goverment vor poin Ow (baca: 4.0) atau [insert another boomers jargon here]. Mencontoh apa yang dilakukan Singapura dengan HTX nya dan tentunya, sebaiknya dipimpin oleh seorang yang paham dengan e-goverment didukung orang - orang kompeten. Tak lupa, jangan sampai nasib petingginya seperti Dirut BeYueMeN, alias jabatan politis. Memang benar, kita punya Telkom, tapi Telkom bukanlah goverment software agency, sampai pemerintah memperlakukannya seperti itu. Saat ini, memang Telkom bersama Departemen Pendidikan berkolaborasi untuk mengembangkan produk Edtech dengan proyek “Wartek” nya, lebih detail dapat dilihat di sini. Wartek sendiri digawangi sesepuh teknologi yang sudah pernah mengembangkan produk - produk brilian di startup. Proyek yang menjanjikan. Kesinambungannya terjamin, asal proyek ini tak dibubarkan menteri atau presiden baru nanti. Atau dengan akrobat politik lain.

Namun Wartek saja tak cukup. Indonesia butuh sinergi dan integrasi yang terus berkesinambungan. Supaya selain tujuannya jelas dan dikerjakan secara lebih profesional, government 4.0 tak hanya jadi jargon politisi seperti Budiman saja. Pemerintah daerah tak perlu membuat sistem sendiri hanya untuk menghabiskan anggaran penunjukan langsung. Ujungnya selain kesinambungan, tentu saja menghemat uang rakyat. Soal kesinambungan ini bisa juga berdampak baik pada keamanan data, meski tak langsung berkaitan. Jika kesinambungan terjamin, vendor atau siapapun pengembang, dapat membagi konsentrasi ke keamanan, dan pekerjaan terkait keamanan ini juga berkesinambungan pula. Continuously tested baik secara kualitas maupun sisi keamanan.

Kredit Foto : Photo by Joel Durkee on Unsplash

comments powered by Disqus